Rabu, 24 November 2021

Lemah lembut

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalh figur yang penuh kasih sayang dan kelemahlembutan. Allah ta’ala berfirman, “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah: 128) Kasih sayang dan kelemahlembutan beliau nampak pada Hadits-hadits berikut: 1. Kisah Arab Badui yang Kencing di Masjid Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tatkala kami dimasjid bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba datang seorang A’rabi (Arab dusun) kencing di masjid, maka para sahabat menghardiknya, “Mah mah (yaitu pergi/tinggalkan)”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jangan kalian hardik, biarkan dia (jangan putus kencingnya)”. Parasahabat membiarkan A’rabi tersebut untuk menunaikan kencingnya, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Sesungguhnya masjid-masjid tidak boleh untuk kencing, tetapi dipergunakan untuk berdzikir kepada Allah, shalat dan membaca Al Qur’an”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabat-sahabatnya, “Sungguh kalian diutus untuk memudahkan dan tidak untuk menyulitkan, guyurlah air kencing tadi dengan satu ember air”. A’rabi itu berkata, “Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau rahmati selain kami”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sungguh engkau telah mempersempit perkara yang luas.”(Muttafaqun ‘alaihi) 2. Metode Beliau dalam Menegur Para Sahabat Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam ‘Aisyah-Sulami radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tatkala aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba ada seseorang yang shalat itu bersin. Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu mendoakan, “Semoga Allah merahmatimu”. Orang-orang yang shalat melihat kepadaku dalam rangka mengingkari. Mu’awiyah mengatakan kepada mereka, “Kenapa kalian melihatku begitu?” Orang-orang yang shalat memukulkan tangan-tangan mereka ke paha-paha mereka dengan tujuan supaya diam, maka Muawiyah pun diam tatkala mereka diam sampai selesai shalat. Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Demi ibu bapakku, aku tidak pernah melihat seorang pengajar sebelum atau sesudahnya yang paling baik pengajarannya dibanding beliau, maka demi Allah, beliautidak memojokkan aku, tidak memukulku dan tidak mencelaku”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya shalat ini tidak boleh sesuatu pun padanya yang berupa ucapan manusia, tetapi shalat itu tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an”. Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru lepas dari masa jahiliyah, dan Allah datangkan Islam. Dan sesungguhnya ada di antara kami orang-orang yang mendatangi dukun yang mereka mengakui ilmu ghaib”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jangan kamu mendatangi mereka!!” Mua’wiyah radhiyallahu ‘anhu, “Dan di antara kami ada orang-orang yang ber-tathayur (menganggap sial dengan sesuatu).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Itu adalah sesuatu yang didapatkan pada dada-dada mereka, maka jangan sampai menghalangi mereka dari tujuan-tujuan mereka, karena yang demikian itu tidak berpengaruh, tidak mendatangkan manfaat mau pun mudharat.” (HR. Muslim) 3. Bimbingan Beliau terhadap ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Orang-orang Yahudi mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamdan berkata, “Kebinasaan bagimu”. Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bagi kalian juga”. ‘Aisyah berkata, “Kebinasaan bagi kalian, laknat dan murka Allah atas kalian”. Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahan wahai ‘Aisyah, wajib bagimu untuk lemah lembut, hati-hati kamu dari sikap keras dan keji”. ‘Aisyah, “Apakah kamu tidak mendengar apa yang mereka ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah kamu tidak mendengar apa yang aku ucapkan, aku telah membalas mereka dan itu dikabulkan bagiku dan ucapan mereka terhadapku tidaklah dikabulkan “. (HR. Al Bukhari) Dalam riwayat Muslim, “Jangan kamu (wahai ‘Aisyah) menjadi orang yang berbuat keji, karena sesungguhnya Allah tidak suka terhadap perkataan kotor/keji dan mengatakan dengan ucapan kotor”. 4. Wasiat Beliau ketika Mengutus Para Da’i Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika mengutus sahabatnya dalam suatu urusan, beliau bersabda, “Gembirakanlah mereka, jangan bikin lari, permudah urusan mereka, jangan mempersulit”. (Muttafaqun ‘alaihi)

Doa bila khawatir hal buruk menimpa

 حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا * ḥasbunallāhu wa ni'mal wakīlu 'alallōhi tawakkalnā. Cukuplah All...