Rabu, 24 November 2021

Siddiq, Amanah, Tabligh & Fathonah

Siddiq, Amanah, Tabligh & Fathonah Beliau mempunyai perilaku dan akhlak yang sangat mulia terhadap sesama manusia, khususnya terhadap umatnya tanpa membedakan atau memandang seseorang dari status sosial, warna kulit, suku bangsa atau golongan. Beliau selalu berbuat baik kepada siapa saja bahkan kepada orang jahat atau orang yang tidak baik kepadanya. Oleh kerana itu tidak mengherankan kerana di dalam Al-Quran, beliau disebut sebagai manusia yang memiliki akhlak yang paling agung. “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab: 21) Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam memiliki akhlak dan sifat-sifat yang sangat mulia. Oleh kerana itu hendaklah kita mempelajari sifat-sifat Baginda iaitu Siddiq, Amanah Tabligh dan Fathonah. Shiddiq Shiddiq artinya benar. Bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya. Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya. Mustahil Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam itu bersifat pembohong/kizzib, dusta, dan sebagainya. “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS An-Najm: 4~5) Amanah Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam dijuluki oleh penduduk Mekkah dengan gelar “Al Amin” yang artinya terpercaya jauh sebelum beliau diangkat jadi Nabi. Apa pun yang beliau ucapkan, penduduk Mekkah mempercayainya karena beliau bukanlah orang yang pembohong. “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu.” [Al A'raaf 68] Mustahil Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah. Baginda tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin bangsa Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang dilakukan Baginda adalah semata-mata untuk kepentingan Islam melalui ajaran Allah. Ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, Baginda menjawab: ”Demi Allah… wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur kerana-Nya”…… Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Baginda, namun Baginda tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki sifat amanah seperti Baginda Shallallahu 'alaihi wasallam. Meski kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Nabi, namun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tidak gentar dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Seorang Muslim harusnya bersikap amanah seperti Nabi. Tabligh Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah yang ditujukan oleh manusia, disampaikan oleh Nabi. Tidak ada yang disembunyikan meski itu menyinggung Nabi. “Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” [Al Jin 28] “Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya” ['Abasa 1-2] Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. sambil berkata: “Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan?” Rasulullah menjawab: “Tidak.” Ayat ini (S.80:1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. (Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya’la yang bersumber dari Anas.) Sebetulnya apa yang dilakukan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam itu menurut standar umum adalah hal yang wajar. Saat sedang berbicara di depan umum atau dengan seseorang, tentu kita tidak suka diinterupsi oleh orang lain. Namun untuk standar Nabi, itu tidak cukup. Oleh karena itulah Allah menegurnya. Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam tetap menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Tidak mungkin Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam itu seorang yang menyembunyikan wahyu. Fathonah Artinya Cerdas. Mustahil Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam itu bodoh atau jahlun. Dalam menyampaikan 6.236 ayat Al Qur’an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallamharus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya. Apalagi Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam mampu mengatur ummatnya sehingga dari bangsa Arab yang bodoh dan terpecah-belah serta saling perang antar suku, menjadi satu bangsa yang berbudaya dan berpengetahuan dalam 1 negara yang besar yang dalam 100 tahun melebihi luas Eropa. Itu semua membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.

Doa bila khawatir hal buruk menimpa

 حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا * ḥasbunallāhu wa ni'mal wakīlu 'alallōhi tawakkalnā. Cukuplah All...