Rabu, 24 November 2021

Sikap Zuhud Rasulullah

Imam Ahmad mengeluarkan hadits dari Ibnu Abbas ra yang berkata: Telah bercerita kepadaku Umar bin Khaththab ra yang bertutur,"Aku masuk ke rumahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau sedang berada di atas tikar. Aku pun duduk. Rasulullah hanya mengenakan kain hingga pinggangnya dan tertidur di atas tikar sehingga tampaklah bekas-bekas tikar di punggungnya. Di ruangan itu terdapat pula tempat gandum yang isinya sekitar satu sha' dan di pojok ruangan terdapat seember air dari kulit yang tergantung! Menyaksikan itu air mataku berlinang. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bertanya,"Apa yang menyebabkanmu menangis wahai Ibnu Al Kaththab?" Umar menjawab,"Wahai Nabi Allah,bagaimana aku tidak menangis jika tikar itu menampakkan bekasnya pada punggungmu. Dan kepunyaanmu adalah hanya apa yang bisa dilihat ini, sementara Kisra dan Kaisar mempunyai (kebun) buah-buahan dan berbagai sungai. Padahal engkau adalah Nabi Allah dan orang terpilih, tapi cuma ini harta yang engkau miliki!" Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam berkata,"Wahai Ibnu Al Kaththab, apakah engkau ridha dengan (kebahagiaan) akhirat yang diperuntukkan bagi kita, sedangkan (kenikmatan) mereka adalah (kekayaan) di dunia?" Baihaqi mengeluarkan hadits dari Aisyah ra yang berkata,"Seorang wanita Anshar mengunjungiku. Pandangannya tertuju pada tempat tidurnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berupa sehelai tikar kasar. Maka ia mengirimiku tempat tidur yang terbuat dari bulu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke ruanganku, seraya bertanya,"Apa ini wahai Aisyah?"Dituturkan: Aku jawab,"Wahai Rasulullah, si Fulanah wanita Anshar mengunjungiku dan melihat tempat tidurmu. Ia pulang lalu mengirimiku (tempat tidur) ini." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkata,"Kembalikan (tempat tidur ini) wahai Aisyah. Demi Allah, seandainya aku mau maka Allah akan memberiku gunung yang terbuat dari emas dan perak." Ibnu Majah dan Al Hakim mengeluarkan hadits dari Anas ra yang berkata,"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah mengenakan pakaian (bagus) yang terbuat dari bulu. Dituturkan: Makanan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam terbuat dari bisy'an, bukan tepung yang bagus. Ditanyakan kepada Al Hasan: "Apa yang dimaksudkan dengan bisy'an?" Ia jelaskan,"Yaitu gandum yang kasar dan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memakannya (dengan meminum) air untuk membantu menelannya." Abu Syaikh bin Hayyan mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar ra yang berkata,"Kami keluar bersama-sama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sampai kami tiba di dekat kebun milik orang Anshar. Di situ terserak kurma-kurma yang rontok (berjatuhan). Beliau Shallallahu 'alaihi wasallam mengambil dan memakannya, seraya berkata kepadaku,"Wahai Ibnu Umar, mengapa engkau tidak mau memakannya?" "Aku tidak suka wahai Rasulullah",jawabku. Lalu beliau Shallallahu 'alaihi wasallam berkata,"Akan tetapi aku sangat suka dan ini adalah hari keempat aku belum makan. Seandainya aku mau aku bisa saja meminta kepada Tuhanku Azza wa Jalla, lalu Dia akan memberikan kepadaku sebagaimana yang dimiliki para raja di Persia maupun Romawi. Bagaimana denganmu wahai Ibnu Umar, terhadap suatu kaum yang suka menyimpan-nyimpan harta mereka (untuk persediaan) selama satu tahun, bukankah hal itu menunjukkan lemahnya keyakinan mereka?" Tidak lama setelah itu Allah SWT menurunkan ayat-Nya: "Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al Ankabut[29]: 60) Thabrani mengeluarkan hadits dari Aisyah ra yang berkata: Kehadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam disodorkan segelas susu bercampur madu. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua macam minuman dalam satu gelas dan dua campuran dalam satu tempat? Aku tidak membutuhkan ini. Namun, bukan berarti aku mengharamkannya, hanya saja aku tidak suka jika Allah menanyaiku tentang kenikmatan (berlebihnya harta) dunia pada hari Kiamat nanti. Bersikap tawadlu'-lah. Siapa saja yang bersikap tawadlu' maka Allah akan meninggikannya. Tetapi barangsiapa yang sombong maka Allah akan menyurukkannya. Barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberinya rasa puas. Dan barangsiapa mengingat-ngingat kematian maka Allah akan mencintainya."

Doa bila khawatir hal buruk menimpa

 حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا * ḥasbunallāhu wa ni'mal wakīlu 'alallōhi tawakkalnā. Cukuplah All...